Okeeyyyy welcome back to my blog. Lol w uda kek mba/z vlogger. Well gua mau cerita sedikit ke chaosan w pada bulan ini atau bulan yang biasa kita panggil december bulan terakhir di setiap bulannya /well. Sebenernya w uda mau ngepost kemaren kemaren but then ga ah gua masi bisa bertahan nah ternyata w salah besar dan w gabisa bertahan dari mara bahaya yang diciptakan oleh segelintir kelompok di sekitar saya /what am i talking abt?. Jadi akhirnya gua mau menunda nulis lagi sampe detik ini disamping guanya lagi males.
Nah kenapa si 'whole badluck life' okei someone called it like that so w ngikutin hehehe. Jaadi kenapa badluck life ya karena emang badluck aja dan jadi nyambung kemana-mana dan dimulainya tu desember awal. Dan mungkin ketika lu baca cerita kecil ini mungkin lu merasa kasian or even jiji sama w hehe. Ya but i hope you will saying something yang menegarkan buat aku. /Ew
Okay cerita dimulai saat w ikut kepanitiaan osjur jurusan gua yg sangat sangat hectic pada masanya setelah itu ada salah satu anak gua /ya sebut saja begitu/ nyicil duit osjur 250k ke gua. Nah tapi pas mau deket deket ke d-day dia itu gaada kabar gapernah ngampus gua panik dong ditelpon diline di wa nyokapnya ditelpon gaada yang diangkat makin panik dong. Yaudah alhirnya osjur selese. Gua ditanya sama bendhaharanya mana duitnya gua mikir yaudah lah duitnya di gua aja kan kalo dia ngambil jadi enak bisa diambil kapan aja tapi kalo dibawa sama orang atas yaudah hilanglah duitnya. Dan that was a wrong choice. Akhirnya duitnya ga sengaja kepake sama gua ya karena kepake ga sengaja gitulah. Masi tetap dengan pemikiran diatas okeylah gapapa gua nanti kalo diminta gua bayar ehh tapiii suddenly si bendhaharanya nagih ke gua. Gua juga panik kan njir udah mana baru ditrf nanti gua hidup dikemudian harinya gimana. Dan disitu kechaosan hidup gua was started. Gua ngeganti dong tanggung jawab gua 250k coy gede yampun bisa dibuat beli sepatu pen nangis kalo inget 250k melayang dengan gampang.
Belum beres mikirin anjir gua gimana ya hidup udah terbebani lagi sama gua yang so soan pen beli barang barang yang gua inginkan udahlah semakin habis.
Belum beres lagi tugas tugas akhir gua yang deadlinenya itu sehari dua ya salah gua juga si soalnya gua ngerjainnya pas deadline ya emang kenapa wkwk
Ditambah juga gua mikirin hal yang doesn't really apa yaa ya ga seharusnya dipikirin gitu.
Nah disitu gua setres selama beberapa minggu kemaren, yang rasanya gua pengen nangis pen makan orang pen nonjok orang pen tidur selama seribu tahun ya pokonya rasanya gitu deh. Ya pasti lau semua tau kan rasanya dikejar deadline terus tugas numpuk gila lah pokonya.
Udah mana dosennya anak-anaknya nyebelin udah lah paket lengkap w kemaren:( setresnya bertubi tubi yalord.
Dan karena sebenernya karena gua orangnya itu overthink banget ya hal-hal diatas bikin bulan desember itu susah banget dijalanin ya cape, kesel, galau, susah, ya semua rasa ada deh. Padahal gua tu uda diwanti-wanti /njir bahasa w/ jangan overthink, overthink will kill you tapi ya mau gimanapun gua pasti tetep kepikiran.
Jadi lengkaplah kehidupan aku bulan Desember ini, padahal pas gua ngelanjutin nulis ini tu paginya gua sama adek-adek ponakan gua mau main nonton gitu, eh ternyata ga jadi akhirnya nonton 'colossal' di indo*vision eh namanya udah ganti bukan indo*vision lagi.
Ya itulah sepercik cerita aku. Terimakasih. Udah lama gua ga ngebacot jadi ngebacotnya di tumbler nih duh maapin lafyu all
Short Stories : Indian Camp
Senin, 13 Februari 2017
1.
Bagaimana tanggapan anda
dalam keterlibatan Hamingway dalam cerita Indian Camp?
Hamingway sendiri tidak ikut serta secara langsung di dalam
cerita Indian Camp tersebut tapi dia membuat cerita Indian Camp tersebut
dikarenakan pengalaman pribadi yang dilalui oleh Ernest sendiri, ayah Hamingway
sendiri adalah dokter yang juga sering bepergian layaknya ayah Nick. Serta Hamingway
yang terkadang ikut perjalanan ayahnya sama seperti Nick yang ikut ke Indian
Camp bersama Ayah, dan Pamannya. Juga karena Hamingway suka sekali mengambil
cerita dari masa lalunya maka ia hanya tinggal menambah atau memberi
bumbu-bumbu ke cerita yang akan dia tulis.
2.
Apa hubungan perasaan Nick
tentang kematian pada akhir cerita?
Di akhir cerita dikatakan bahwa suami sang wanita yang
melahirkan bunuh diri dikarenakan lelaki itu harus menebus apa yang dirasakan
oleh sang istri, perasaan Nick saat mengetahui sang suami telah meninggal dia
menjadi bingung apakah kematian semudah itu, apakah mati itu mudah. Nick adalah
anak yang polos, serta keingintahuan yang besar yang digambarkan oleh
percakapan Nick dan Ayahnya saat Nick bertanya “apakah mati itu sulit?”, “kenapa
dia bunuh diri, Ayah?”, “Apakah banyak laki-laki yang mati?”, “perempuan?” dari
pertanyaan-pertanyaan diatas bisa kita rasakan bahwa Nick ini merasa ingin tahu
tentang kematian, dan bunuh diri. Perasaan yang dia rasakan ketika melihat
seorang dilahirkan dan seseorang yang mati naas di waktu yang hampir sama.
3.
Apa efek yang ditimbulkan
terhadap Nick dari kematian suami Indian?
Ketakutannya terhadap kematian, jadi setelah Nick mengetahui
kematian tersebut Nick menjadi semakin berani kedepannya. Meskipun keingintahuan
tentang kematiannya masih begitu tinggi, ketakutannya akan semakin kecil
seiring dengan hal-hal yang dia lalui. Meskipun akhir cerita dari Indian Camp
agak menggantung, tapi itulah efek yang ditimbulkan.
4.
Apa yang dikatakan oleh
Ayah Nick tentang orang-orang yang bunuh diri?
Ayah Nick menjawab pertanyaan Nick mengapa lelaki indian
membunuh dirinya sendiri dan ayah Nick menjawab mungkin dia tidak tahan, tidak
tahan tentang hidupnya yang memang banyak sekali rintangan halangan. Dan Ayah
Nick juga berkata tidak semua lelaki bunuh diri, apalagi wanita. Karena memang
tidak semua orang akan mengambil jalan bunuh diri.
MAKALAH PENGARUH BAHASA GAUL TERHADAP REMAJA ZAMAN SEKARANG
PENGARUH BAHASA GAUL TERHADAP REMAJA ZAMAN SEKARANG
Oleh:
Ratnaningtyas Yuni Puspita
1165030155
1165030155
ABSTRAK
Bahasa gaul adalah bahasa prokem atau bahasa preman yang mulai
digunakan pada tahun 1970-an di Jakarta. Remaja zaman sekarang lebih suka
menggunakan bahasa gaul daripada bahasa Indonesia yang baik, dan benar.
Dikarenakan, bahasa Indonesia yang terlalu kaku, dan tidak luwes saat digunakan
dalam percakapan. Meskipun begitu, tentu saja terus-terusan menggunakan bahasa
gaul akan memunculkan dampak negatif, dan juga positif bagi remaja dan bagi
negara Indonesia itu sendiri. Seperti munculnya jiwa-jiwa kreatif yang ada pada
diri remaja saat ini, dan bisa juga bahasa gaul akan menggerus bahasa
nasionalisme bangsa Indonesia itu sendiri.
Kata kunci: bahasa, gaul, remaja, pengaruh, zaman.
1.
PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan sesuatu secara sederhana,
bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas
di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat
untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,
konsep atau perasaan.
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah
komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa
lambang-lambang bunyi, setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut
makna atau konsep. Karena setiap lambang bunyi itu memiliki atau menyatakan
suatu konsep atau makna, maka dapat disimpulkan ba bhwa setiap suatu ujaran
bahasa memiliki makna. Contoh lambang bahasa yang berbunyi “nasi” melambangkan
konsep atau makna ‘sesuatu yang biasa dimakan orang sebagai makanan pokok’.
Ada
beberapa karakteristik bahasa. Diantaranya adalah:
1.
Bersifat
Arbitrer
Bahasa bersifat arbitrer artinya adalah hubungan antara lambang
dengan yang dilambangkan tidak wajib. Karena tidak dapat dijelaskan mengapa
suatu benda dinamakan benda tersebut. Meskipun bersifat arbitrer bahasa juga
bersifat konvensional artinya setiap penutur bahasa akan mematuhi hubungan
antara lambang dengan benda yang dilambangkannya.
2.
Bersifat
Produktif
Artinya dengan satuan yang terbatas dapat dibuat ujaran-ujaran yang
tidak terbatas. Misalnya, menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia susunan WJS. Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai
kurang lebih 23.000 kosa kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat
dibuat jutaan kalimat yang tidak terbatas
3.
Bersifat
Dinamis
Yang maksudnya bahasa dapat berubah tergantung waktu. Bisa saja
seiring waktu berjalan, kosakata suatu bahasa bertambah atau mungkin beberapa
kosakata telah hilang.
4.
Bersifat
Beragam (Universal)
Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama,
namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai
latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi
beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis maupun pada
tataran leksikon. Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya berbeda dengan yang
digunakan di Yogyakarta. Begitu juga bahasa Arab yang digunakan di Mesir
berbeda dengan yang digunakan di Arab Saudi.
5.
Bersifat
Manusiawi
Karena hewan tidak dapat berbahasa, hewan tidak memiliki bahasa
hanya memiliki bahasa isyarat. Selain itu manusia belajar bahasa dengan tata
caranya bukan secara insting atau naluriah seperti hewan.
Bahasa yang baik adalah bahasa atau berbahasa dengan sesuai konteks
atau sesuai dengan kaidah. Namun, kalimat yang baik belum tentu kalimat yang
benar, serta kalimat yang benar belum tentu baik. Bahasa yang baik harus
disesuaikan dengan konteks karena pada saat mengatakan sesuatu hal tetapi
berbeda konteks maka bahasa itu tidak menjadi bahasa yang baik lagi.
Bahasa juga dipengaruhi oleh lingkungan, jika lingkungan kita
menggunakan bahasa yang tidak baik maka kita ikut terpengaruh oleh bahasa yang
tidak baik. Namun, jika kita tinggal di tempat yang baik maka kita juga akan
terpengaruh menggunakan kata-kata yang baik. Tidak baik disini merupakan
kata-kata kasar yang selalu diucapkan khususnya diucapkan oleh remaja dari
tingkat smp sampai dengan mahasiswa.
Bahasa remaja jaman sekarang lebih mengarah ke arah bahasa gaul,
dimana mereka menggunakan istilah-istilah baru dan unik. Karena dengan menggunakan
bahasa tersebut mereka bisa merasa dekat dengan teman disekitarnya. Seperti
sifat bahasa yang dinamis, bahasa-bahasa yang mereka gunakan akan bertambah
entah itu bahasa daerah entah itu serapan dari luar negeri.
Penggunaan bahasa gaul bisa menggerus eksistensi bahasa Indonesia.
Jadi penulis ingin mengungkapkan apa saja bahasa gaul dan bagaimana bahasa gaul
itu bisa digunakan oleh para remaja yang ada di Indonesia. Maka perumusan
masalah untuk makalah ini adalah bahasa gaul yang digunakan oleh remaja, serta
pengaruh bahasa gaul bagi remaja.
2.
PEMBAHASAN
a.
Remaja
Masa remaja Piaget dalam Hurlock (1999) secara psikologis masa
remaja merupakan usia dimana berinteraksi dengan masyarakat. Masa remaja adalah
masa dimana kita berada di umur antara 13 sampai dengan 21 tahun. Pada masa
remaja manusia tidak dapat disebut dewasa tetapi juga tidak bisa disebut anak-anak.
Piaget dalam Ali (2011:9) mengatakan bahwa secara psikologis remaja
adalah suatu usia dimana individu terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa,
suatu usia di mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat
orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Memasuki
masyarakat dewasa ini memasuki banyak aspek efektif, lebih atau kurang dari
usia pubertas.
Shaw dan Castonzo (dalam Ali, 2011: 9) menjelaskan bahwa remaja
juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Transformasi
intelektual dari cara berpikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu
mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tetapi juga merupakan
karakteristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan .
Monks (dalam Ali, 2011: 9-10) dalam Deta Fitriani menjelaskan bahwa
remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak
termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh
untuk masuk ke golongan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali
dikenal sebagai fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja
masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik
maupun psikisnya.
Jadi, masa remaja adalah masa dimana remaja sedang mengalami masa
kegoyahan iman. Dimana mereka bisa dengan mudah dimasuki, atau dijejali oleh
hal-hal yang baru. Dengan mudah mencoba hal yang baru, atau mencoba hal-hal
yang aneh. Dengan begitu mereka bisa merasa puas atau bahkan merasa bahagia.
b.
Bahasa
Gaul
Bahasa adalah suatu hal yang arbitrer, dinamis, serta beragam.
Bahasa dapat diambil dari mana saja termasuk bahasa keseharian, bahasa daerah,
serta bahasa yang datang dari bahasa inggris. Penutur bahasa dapat dilihat dari
segi umur dan segi pendidikan. Karena semakin tua umur dan semakin tinggi
pendidikan bahasa yang diucapkan oleh sang penutur akan lebih sopan atau lebih
halus.
Hal itu juga berlaku untuk lingkungan, karena juga meskipun kita
masih muda dan tingkat pendidikan kita masih rendah jika kita tinggal di
lingkungan yang dimana lingkungan tersebut banyak terdapat penutur bahasa yang
baik pasti hal tersebut akan berimbas kepada kita. Karena pada dasarnya bahasa
akan selalu berkembang mengikuti latar belakang pemakainya, baik kondisi
sosiologis, maupun kondisi psikologis penggunanya. Oleh karena itu dikenal ada
bahasa pejabat, ada bahasa pedangang, ada bahasa pebisnis, dan bahasa gaul yang
dipakai anak-anak remaja sekarang. Itu adalah salah satu contoh bahasa bersifat
universal, yang akan berkembang dan memiliki berbagai variasi.
Banyak anak jaman sekarang yang menggunakan bahasa kurang enak
didengar bagi beberapa orang khususnya orang tua. Bahasa yang sering digunakan
remaja saat ini lebih ke bahasa-bahasa-bahasa gaul yang datang karena zaman.
Mereka lebih suka menggunakan bahasa-bahasa itu karena mereka pikir
bahasa-bahasa seperti itu lebih mudah dicerna oleh mereka.
Mereka juga lebih suka menambahkan suatu umpatan di dalam
percakapan mereka. Itu membuat mereka lebih santai bicara, dan lebih nyaman.
Hal tersebut sudah lazim digunakan oleh anak zaman sekarang.
Tidak ada yang tahu dari mana awal atau asal-muasalnya
bahasa-bahasa gaul. Bahasa gaul sendiri diartikan bahasa yang mempunyai arti
khusus, unik, dan bahkan menyimpang dari arti yang lazim ketika digunakan oleh
subkultur tertentu, bahasa subkultur khusus tersebutlah yang dinamakan bahasa
gaul atau bisa disebut bahasa argot.
Bahasa gaul sendiri sudah digunakan sejak tahun 1970-an. Ketika itu
bahasa gaul digunakan sebagai bahasa prokem oleh beberapa komunitas-komunitas.
Tapi, seiring berjalannya waktu bahasa tersebut dijadikan bahasa sehari-hari.
Bahasa prokem ini jarang ditemui di negara-negara lain kecuali di Indonesia.
Bahasa prokem ini lebih dominan ke bahasa Betawi yang sudah di ubahsesuaikan
oleh anak-anak yang menetap di Jakarta.
Bahasa prokem merupakan bahasa yang digunakan preman untuk
berkomunikasi sehari-hari dengan merancang kata baru dengan cara mengganti kata
dengan lawan kata, mencari kata yang sepadan, menentukan angka-angka, mengganti
fonem, distribusi fonem, penambahan awal, akhiran, atau sisipan. Perbedaan
bahasa prokem tergantung oleh daerah (komunitasnya).
Menurut Kridalaksana (2008: 25), bahasa gaul adalah ragam
nonstandar bahasa Indonesia yang lazim di Jakarta pada tahun 1980-an hingga
abad ke-21 ini yang menggantikan bahasa prokem yang lebih lazim pada
tahun-tahun sebelumnya. Ragam ini semula diperkenalkan oleh generasi muda yang
mengambilnya dari kelompok waria dan masyarakat terpinggir lainnya. Sintaksis
dan morfologi ragam ini memanfaatkan sintaksis dan morfologi Bahasa Indonesia
dan dialek Betawi.
Karena begitu seringnya diucapkan maka bahasa ini bukan lagi bahasa
yang awam, melainkan bahasa yang harus digunakan karena jika tidak memakai
bahasa ini bisa disebut kurang update dengan keadaan sekitar. Dengan hal ini
juga para ‘waria’ membuat bahasa prokem mereka sendiri. Pada perkembangannya,
konon para waria inilah yang lebih sering membuat bahasa-bahasa gaul baru yang
kemudian akan menambah bahasa-bahasa gaul yang sudah ada.
Pada dasarnya bahasa gaul ini memiliki ciri khusus seperti; lincah,
kreatif, dan singkat. Banyak kosakata yang cenderung lebih pendek, dan kosakata
yang terlalu panjang diperpendek dengan proses morfologi, atau mengubahnya
dengan mengganti kata-kata yang lebih pendek. Seperti, huruf awalang ‘e’
didalam kata ‘emang’ seharusny kata tersebut adalah ‘memang’ tetapi secara
sengaja dihilangkan agar lebih pendek, dan lebih enak didengar. Kata ‘tidak’
yang berganti menjadi ‘kagak’ atau ‘gak’ huruf ‘t’, ‘i’ dihilangkan, dan huruf
‘d’ diganti menjadi ‘g’. Atau dalam kata ‘kagak’ huruf ‘tid’ diganti dengan
‘kag’ sehingga menjadi ‘kagak’. Masih banyak lagi kata-kata yang diganti
hurufnya, dihilangkan, atau ditambah supaya lebih menjadi muda.
Cara pelafalan bahasa gaul sama seperti bahasa Indonesia. Tetapi,
ada partikel-partikel yang digunakan seperti lah, sih, tuh, dong dan banyak
lagi. Partikel-partikel tersebut digunakan dimaksudkan agar bahasa yang
diucapkan lebih hidup, dan lebih santai, serta membuat mereka lebih dekat satu
sama lain dibandingkan orang tua yang cenderung menggunakan bahasa baku dalam
percakapan. Meskipun partikel-partikel diatas pendek, mereka mempunyai arti
yang lebih dari itu. Partikel-partikel tersebut memberi pelugasan makna dan
yang lainnya, juga mampu memberikan tambahan informasi bagi pendengar yang
tidak bisa diberikan oleh bahasa Indonesia yang baku, serta menambah keakraban
pendengar dan pembicara, menambah suasana hati pembicara, dan menambah ekspresi
pembicara. Contohnya adalah saat kita berbicara ‘sudah pasti dong’ ‘ya iya lah’
kata-kata tersebut lebih menekankan arti lebih menekankan ke maksud.
Perkembangan bahasa gaul ini didukung oleh perkembangan kognitif
yang menurut Jean Peaget telah mencapai tahap operasional formal. Yang sejalan
dengan perkembangan psikis remaja, dimana mereka sedang berada dalam fase
pencarian jati diri mereka, pada masa ini kemampuan berbahasa para remaja mulai
berubah meskipun menyimpang dari norma umum. Oleh karena itu pada masa ini
remaja sangat sulit dalam menentukan untuk berbuat “sama”atau “tidak sama”
dengan teman-temannya yang lain. Jika mereka memutuskan untuk berbahasa tidak
sama dengan yang lainnya maka mereka tidak akan diterima oleh kelompoknya, dan
akan dikucilkan. Maka dari itu mereka akan lebih memilih untuk berbicara sama
dengan anak-anak yang lain.
Menurut Alatas dalam Deta Fitriana, bahasa gaul adalah bahasa yang
digunakan untuk berteman dan bersahabat di tengah masyarakat. Bahasa gaul
merupakan bentuk ragam bahasa yang digunakan oleh penutur remaja. Dalam konteks
modern, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia nonformal yang
digunakan sebagai bentuk percakapan sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan
sosial. Media-media populer seperti televisi, radio, dunia perfilman nasional,
juga merupakan pemakai bahasa gaul. Maka dari itu banyak dari kita yang
meniru-niru para figur yang ada di televisi untuk berbicara menggunakan bahasa
gaul. Jadi, mereka berkata seperti itu supaya mereka merasa seperti para figur
yang berada di televisi.
Menurut Sahertian dalam Deta Fitriana, awal istilah-istilah dalam
bahasa gaul itu muncul untuk merahasiakan isi obrolan dalam komunitas tertentu.
Oleh karena sering digunakan di luar komunitasnya, lama-lama istilah tersebut
jadi bahasa sehari-hari. Karena semakin sering mereka berinteraksi dengan
bahasa-bahasa tersebut, yang mengakibatkan banyak orang mengetahui apa arti
dari kata-kata itu.
Deddy Mulyana dalam buku karangannya yang berjudul pengantar ilmu
komunikasi (2008) menjelaskan bahwa bahasa gaul ini digunakan untuk memproteksi
kelompok mereka dari komunitas lain. Sehingga komunikasi yang mereka lakukan,
hanya kelompok mereka saja yang mengerti. Hal tersebut menunjukan bahwa remaja
dalam kelompoknya membuat tata bahasa tersendiri agar orang lain tidak memahami
apa yang dibicarakan atau mungkin agar kelihatan lebih gaul.
Bahasa
gaul tidak akan muncul tanpa adanya dorongan dari berbagai pihak, dan berbagai
faktor-faktor lingkungan yang ada. Beberapa faktor tersebut ialah:
1).
Bahasanya Unik
Remaja identik dengan hal-hal yang baru, karena itulah mereka
menggunakan bahasa gaul yang dianggap unik. Hal ini juga yang akan memicu para
remaja untuk membuat kosakata baru yang lebih unik dari yang sebelumnya.
2).
Tidak Ingin Dianggap Ketinggalan Jaman
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, para remaja menggunakan
bahasa-bahasa gaul ini supaya dianggap masih up-to-date dan tidak dianggap
cupu oleh teman sebayanya. Dan juga, remaja indonesia masih sangat labil dan
suka meniru, sehingga hal-hal seperti ini mudah ditiru. Terlebih lagi dengan
embel-embel ‘gaul’ maka mereka akan dengan senang hati menggunakan
bahasa tersebut untuk menjadi gaul.
3).
Karena Disukai
Karena remaja lebih suka dengan bahasa gaul yang dianggapnya tidak
baku, dan tidak monoton seperti bahasa Indonesia. Mudah untuk berkomunikasi
dengan sesama, maka dari itu mereka lebih memilih untuk menggunakan bahasa
gaul.
c.
Pengaruh
Bahasa Gaul Terhadap Kehidupan Remaja
Para remaja pasti sudah mengetahui tentang bahasa-bahasa gaul yang
ada disekitarnya, entah dari ada bahasa Indonesia atau dari bahasa asing lain.
Mereka sendiri juga mengembangkan bahasa-bahasa tersebut supaya pas untuk
diucapkan saat berkomunikasi dengan sesama remaja.
Bahasa gaul di mata orang-orang tua sebenarnya terlihat tidak sopan
karena terlalu tidak baku, dan terlalu santai. Dan kurang sopannya bahasa gaul
membuat para orang-orang tua tidak menggunakannya. Beberapa hal yang membuat
kurang sopannya bahasa tersebut adalah misalkan saat sedang berbicara dengan
orang tua, tiba-tiba di tengah pembicaraan kata-kata ‘gue’ terlontar.
Contohnya: “gue ga tau mah” pasti akan canggung sekali, karena dalam konteksnya
itu tidak sopan digunakan kepada orang tua.
Maka dari itu menjadi tidak sopan adalah contoh kecil pengaruh
bahasa gaul yang digunakan oleh remaja jaman sekarang. Selain itu, remaja jaman
sekarang menjadi lebih kasar, dan lebih nakal dari biasanya.
Beberapa
dampak dari bahasa gaul yang digunakan oleh remaja, adalah:
1.
Segi
Ekonomi
Karena banyak anak remaja akan ikut-ikutan menjadi hedonisme dengan
teman-temannya. Karena, bahasa gaul identik dengan anak-anak yang berkasta
tinggi. Jadi, secara tidak langsung jika mereka ingin berbicara dengan bahasa
gaul mereka otomatis akan meniru tingkah laku hedonisme sehingga menghilangkan perilaku
hemat pada pola hidup yang sederhana. Seperti, membeli barang-barang yang
menjadi indikator bahwa mereka adalah anak-anak gaul jaman sekarang, mereka
akan merasa rendah apabila tidak memiliki barang indikator tersebut dan jika
mereka tidak berbicara menggunakan bahasa gaul.
2.
Segi
Norma Susila
Seperti yang dicontohkan diatas, para remaja akan kehilangan sopan
santunnya saat berbicara dengan bahasa gaul khususnya dengan orang tua mereka.
3.
Segi
Budaya
Dengan adanya bahasa gaul menambah khasanah kebudayaan kita lebih
beragam, akan tetapi kurang terkontrolnya bahasa gaul tersebut akan menjadi
bahasa yang norak, serta kebarat-baratan, dan imitasi yang membuat modernisasi
menjadi kearah yang buruk.
4.
Segi
Globalisasi
Dengan adanya globalisasi lebih menuntut para remaja untuk
berperilaku sesuai globalisasi yang ada, karena jika tidak mereka akan dianggap
ketinggalan jaman. Sama dengan halnya bahasa, mereka akan seperti dikucilkan
jika tidak menggunakan bahasa yang sudah biasa di era globalisasi ini. Tetapi
juga bahasa gaul yang sekarang ada berfungsi juga untuk membuktikan bahwa
remaja di Indonesia tidak ketinggalan jaman seperti remaja di negara-negara
lain.
Di era globalisasi ini dipastikan setiap remaja yang ada sudah
mempunyai handphone di tangannya. Dari yang harganya selangit hingga
yang berharga standar pasaran. Pastilah saat mereka berkomunikasi, khusunya
saat mengirimkan pesan singkat mereka cenderung menggunakan bahasa gaul atau
bahasa prokem tersebut, serta menggunakan bahasa asing lainnya. Sehingga,
dengan mereka terus-terusan menggunakan bahasa tersebut, pasti akan muncul
bahasa-bahasa gaul yang baru.
5.
Segi
Komunikasi
Adanya Bahasa gaul dikarenakan menjamurnya internet dan situs-situs
jejaring sosial yang berdampak signifikan terhadap perkembangan bahasa gaul
yang ada. Penikmat jejaring sosial yang umumnya para remaja menjadi agen
pernyebaran bahasa gaul kepada masyarakat disekitarnya. Tulisan dan perilaku
orang yang menulis di salah satu jejaring sosial bisa dilihat oleh lebih dari
seribu orang dan bisa ditiru oleh mereka.
Peran media atau elektronik, dikarenakan seperti halnya sudah marak
di televisi atau pun radio atau pun media cetak yang sering menggunakan bahasa
gaul tersebut. Yang artinya, bahasa gaul tidak hanya tersebar melalui kontak
langsung, melainkan terus-terusan ‘dicekoki’ bahasa gaul yang mau tidak mau
harus diterima oleh kalangan remaja saat ini
6.
Segi
Bahasa Indonesia
Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah
kebahasaan. Serta mudah dipahami, dan sesuai dengan situasi pemakainya, serta
tidak menyimpang dari kaidah yang berlaku. Tetapi, karena remaja lebih suka
memakai bahasa gaul secara tidak langsung, dan secara terus menerus bahasa
Indonesia akan tergerus. Kemampuan berbahasa Indonesia mereka akan melemah.
Sebenarnya, munculnya bahasa gaul adalah suatu momok menakutkan
bagi bangsa Indonesia, karena jika para remaja ini terus-terusan memakai bahasa
gaul maka mereka akan kehilangan kemampuan untuk berbahasa Indonesia dan
cita-cita para pemuda yang dulu dalam sumpah pemuda yang mengatasnamakan ‘Berbahasa
satu Bahasa Indonesia’ akan hilang dimakan jaman.
3.
PENUTUP
Bahasa gaul lebih diminati para remaja daripada bahasa Indonesia,
dikarenakan bahasanya yang luwes dan tidak baku, serta lebih nyaman jika
dipakai berkomunikasi karena tidak terlalu terikat oleh kaidah kebahasaan.
Faktor
yang mendorong para remaja untuk menggunakan bahasa gaul, adalah:
1.
Karena
Unik
2.
Karena
Tidak Ingin Dianggap Ketinggalan Jaman
3.
Karena
Disukai
Bahasa gaul juga memiliki pengaruh yang besar terhadap kehidupan
para remaja, contohnya dari segi ekonomi, dari segi norma susila, segi budaya,
segi globalisasi, segi komunikasi, serta segi bahasa Indonesia. Pastilah dalam
pengaruh itu ada yang baik dan buruk, meskipun lebih banyak sisi negatif yang
diperlihatkan oleh bahasa gaul masih banyak juga sisi positif yang terdapat
pada bahasa gaul ini. Contohnya saja remaja dituntut untuk lebih kreatif
dikarenakan bahasa gaul akan terus berkembang seiring jaman.
Meskipun menggunakan bahasa gaul para remaja harus tetap
mengutamakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena bahasa
adalah identitas bangsa. Juga, para remaja harus ingat sumpah pemuda yang
disumpahkan pada tahun 1928. Boleh saja menggunakan bahasa gaul tetapi jangan
sampai lupa akan identitas bangsa kita sendiri.
4.
Daftar
Pustaka
Al-Ghazali, Tommy. 2011. Pengertian
Bahasa, Karakteristik Bahasa dan Fungsi Bahasa – Kajian Sosiolinguistik (https://dibustom.wordpress.com)
Ali, Mohammad dan
Muhammad Asrori . 2011. Psikologi
Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.
Atih, Ani. 2013. Pengaruh Bahasa
Gaul Terhadap Perilaku Remaja. (http://aniatih.blogspot.co.id/)
Fitrianita, Deta. 2015. Pengaruh
Bahasa Gaul Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar di
Kalangan Remaja. (http://detafitrianitablog.blogspot.co.id/)
Grace, Gracella. 2014. Pengaruh
Bahasa Gaul Terhadap Bahasa Indonesia. (http://gracellagrace.blogspot.co.id/)
Hurlock, E. B. 1999. Psikologi
Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Ruang Kehidupan. Edisi 5. Jakarta:
Erlangga
Ismiyati. 2011. Bahasa Prokem di
Kalangan Remaja Kotagede. Skripsi Sarjana pada Universitas Negeri Yogyakarta.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus
Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia.
Mulyana, Deddy.
2008. Ilmu Komunikasi
Suatu Pengantar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Poerwadarminta, W. J. S. 2003. Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Langganan:
Postingan (Atom)